Rabu, 05 Januari 2011

Hubugan Antara Teologi islam Dengan Dimensi Perkembangan Pendidikan islam


Teologi islam adalah merupakan salah satu fan ilmu yang berdiri sendiri dikalanagan orang islam. Kata lain dari ilmu ini dalah Ilmu tauhid yang pengertianya adalah Ilmu yang membahas tentang ketetapan kepercayaan (Aqidah) agama denagn dalil yang menyakinkan[1].
Teologi islam mulai dikenalkan oleh para pengajar pada intansi-intansi pendidikan islam. Seperti pondok pesantren , Madrasah Dinia dan sekolah-sekolah yang berlebelkan islam lainya. Dalam kaiatanya ilmu ini merupakan ilmu yang mengenalkan keimanan kita kepada allah, rosul, maiakat dan juga terhadap perkara khoib seperti neraka, surga, hari kiamat dan lain sebagainya. Seorang akan lebih kuat imanya jika mempelajari ilmu ini, dan juga akan mengetahui mana rana manusia yang bisa dijangkaunya dan juga mana rana tuhan yang tidak bisa dijangkaunya.
Dalam permulaan ilmu ini diajarkan pada anak didik setingkat dini sekalipun baik setingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah, kemudian Madrasah Aliyah. Pada perkembanagannya ilmu ini juga di jadikan mata pelajaran di perguruan tinggi yang istilahnya juga berubah menjadi teologi islam, begitu juga perubahan dalam menyajikan materi dari jenjang Taman Kanak-kanak hingga Perguruan tinggi dialakukan secara dianamis sesuai dengan tingkat pendidikan tertentu.
Untuk setingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar pengajar mengajarkan dua kalimah syahadat, siapa tuhan kita dan  siapa nabi kita. Ini diajarkan menggunakan metode yang beragam baik dengan cara bernyanyi, berdemontrasi atau dengan Tanya jawab.
Sedang materi untuk setingkat Madarasah Tsanawiyah ini hampir sama dengan Madrasah Aliayah, dimanah dalam materinya mengenalkan sifat wajib Allah, sifat wajib nabi , sifat musatahil allah, nabi , siafat jaiz allah dan nabi. Selain itu pengenalan nama-nama nabi yang ada dua puluh lima, nama malaikat yang ada 10 dan lain sebagainya. Dengan menggunakan metode yang berfarian pula, baik dengan bernyanyi, demontrasi, atau guru berorasi di depan.
Berbeda dengan setingkat perguruan tinggi yang mana materinya sudah tak menganal lagiseperti yang di ajarkan di tingkat madrasah Tsanawiyah atau juga madarasah aliayah.  Materi yang disajiakan sesuai denga silabus pengajaran biasanya seperti mengenal banyaknya golongan teologi yang terpecah menjadi 73 golongan sebagaimana yang diaramalkan oleh nabi, dan mempelajari cara berfikir masing-masing golongan itu[2].
Para ahli pendidikan islam menetapakan teologi silam menjadi mata pejajaran disetiap intansi pendidikan beradasarkan pertimbangan bahwah ilmu teologi islammerupakan poko-poko ilmu aagam islam dan paling utama karena obyek pembahasan ilmu ini adalah dzat allah SWT dan para utusan-nya. Sehingga haruslah menjadi suatu yang wajib ada pada setip intansi pendidikan formal atau Non formal. Sebab mempelajari ilmu teolaogi islam adalah meningkatkan kepercayaan kita dalam beragama sebagai mahluk bertuhan dan beragama.  
Kaitan ilmu ini jika ditilik dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan anatra ilmu teologi islam dengan pendidikan islam sangat eret sekali, sehingga sepertinya tidak mungkin bagi peserta pengajar atau intansi pendidikan islam untuk menafikan pelajaran teologi islam ini di dunia pendidikan islam atau intansi pendidikan islam. Karena beriman adalah awajib hukumnya maka mempelajari ilmu yang membut kita beriman adalah wajib hukumnya, sebagaimana dalam khoidah fiqih diaktakan "اَمْرٌ بِشَئٍ اَمْرٌ عَنْ وَسَا ئِلِهِ"  (sesuatu yang wajib dialakukan maka wajib juga mengerjakan apa yang menjadi perantaranya). Maksudnya jika wajib mengerjakan sholat kemudian tidak mepunyai pakain untuk sholat maka wajib membeli pakain untuk. Karan tanpa pakain kita tidak dapat mendapat keabsahan sholat.


[1] Said Husain Afandi ,Terjemah husanul Hamidiyah. Al-Hidayah suarabaya, Hal, 1.
[2] Lihat silabus Ilmu Teologi islam di pergurauan tinggi.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda