Sabtu, 23 Oktober 2010

Keorisinilan Al-Quran


Perdebatan tentang Al-qurqn memang tak peran berhenti baik dikalangan pemikir islam dengan kaum Orentalis atau pemikir islam dengan orang islam sendiri. Hal ini memang tak asing lagi bagi kita. Nemun perlu kita ketahui apa yang menjadi obyek perdebatan mereka, karena itulah yang mewacana bagi kita saat ini, dan memicu kita untuk berani berbeda dalam berpandangan. Akan tetapi adanya perbedaan itu harusnya kita sadari bahawa dalam pemikiran kita ada yang salah dan ada yang benar. Dengan demikian perdabatan bukan momok  yang menakutkan dan menyempitkan pemikran kita , sehingga kita dapat berfikir bebas dan bersifat obyektif dalam menilai, untuknya pemikiran itu harus dilandasi dengan perangakat agama ya’ni Al-quran dan hadist.  Ketika perdebatan telah sehat maka perdebatan pun tak meninggalkan perselisihan yang signifikan.
Berbicara tentang perdebatan tak sempurna jika tidak menyinggung objek yang selalu muncul dalam teolog kita. Orientalis mengatakan banyak ketidak validan agama  isalam. Lebih-lebih asumsi ini kentara ketika mereka melihat Al-quran . mereka mengatakan Al-quran merupakan karya mahluk sendiri. Yang dalam hal ini mereka menganggap bahwa Al-quran adalah karaya Nabi Muhammad SAW. Dan ada juga yang mengatakan bahwa Al-quran itu adalah intuisi dari hati Nabi Muhammad yang diungkapkan, di hafal dan ditulis oleh para pengikutnya.
Coba kita sedikit mengkaji tentang sifat-sifat Nabi yang mereka anggap sebagi pengarang Al-quran . historis telah membuktikan bahwa Nabi mempunyai sifat Tabligh(menyampiakan apa yang dia bawa), Fathonah, shidik (benar/jujur) dan Amanah(terpercaya) dimana sifat ini suadh diakui para shabat yang mencintainya. Tidakah mungkin Nabi berbohong tentang apa yang diucapkannya dan tidaklah mungkin beliau menyimpan apa-apa yang diberikan oleh allah kepada beliau.
Bukti yang menyatakan kaum orientalis salah adalah dalam Al-quran mengapa shighot amer banyak ditunjukn kepada Nabi. Kalaulah memang Al-quran itu karyanya mengapa dalam Al-quran disebutkan paman beliau yang beliau cintai dikutuk oleh allah, dan mengapa di Al-quran juga disebutkan kesalahan beliau karena mencintai menantu dari anak angkatnya. Kalu dipikir apabilah beliau mengarang sendiri Al-quran menurut kal sehat tidak mungkin menyebarkan aibnya melalui karya sendiri dan diketahui oleh pengikutnya.
Bukti lain bahwa Al-quran  dalalah kalamullah adalah ketika Musalama Al-khazab menganggap bahwa Al-quran adalaha karya beliau dan kemudian seketika itu wahyu yang berupa Al-quran turun dan menantang Musailama Al-khazab mebuat ayat yang sama dengan Al-quran satu ayat saja untuk menandingi Al-quran dalam segi keutamaannya dari segi sastra dan kandungan ma’na yang dikandungnya. Dan Musailama pun juga merespon dengan membuat    surat sebagai berikut.
هُوَالكَا فِرُ 0  اِنَّا سَا نِئَكَ  اِنَّ اَعْطَيْنَا الجَوَاهِرَ 0  فَصَلِ لِرَبِكَ وَجَا هَرِ
Dengan tiga surat yang dibuat oleh Muasailam Al-khzab ini dia merasa bangga karana bisa menandingi Al-quan. Susunan –susunan  lafath dan irama memang jika dilaihat sudah hampir sama akan tetapi ma’na yang tersimpan tak sebanding dengangan Al-quran, karna karya ini tidak bisa memberi hikma dan ajaran yang berarti unuki kita samua. Olenya para sastrawan arab tidak sepakat jika karaya ini disandingkan dengan Al-quran sbagia bandingan.
Oleh : ogut medan
jombang

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda